Kawan-kawan Presbiter dan seluruh
Warga GPIB yang saya hormati !
Hari Rabu, 30 Juli 2014 kemaren, saya diminta menjelaskan MAKNA PERSEPULUHAN dalam Ibadah Keluarga Gabungan dari GPIB Jemaat BAHTERA IMAN di Banten. Pada kesempatan itu saya menguraikan pendapat pribadi terhadap beberapa informasi yang diperoleh Warga dan Majelis Jemaat, seakan-akan dalam PERJANJIAN BARU, Tuhan Yesus tidak menganjurkan Orang Israel membayar PERSEPULUHAN ke Baith Allah. Untuk membenarkan keterangan itu, beberapa orang teolog (entah akademisi maupun praktisi) dalam Jemaat maupun sekolah tinggi teologi mengemukakan beberapa ayat-ayat (saya akan menjelaskannya secara beruntun)... salah satunya di bawah ini.
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Parisi, hai orang-orang munafik, sebab PERSEPULUHAN dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi YANG TERPENTING DALAM HUKUM TAURAT, yaitu : KEADILAN dan BELAS KASIHAN dan KESETIAAN. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan" (MATIUS 23 : 23)....
Penjelasan saya :
Terhadap tanggapan akademisi dan
praktisi teologi GPIB yang menggunakan MATIUS 23 : 23 sebagai landasan bagi
penjelasannya, saya mengajukan keberatan, sebab DI DALAM AYAT TERSEBUT TIDAK
TERDAPAT SEPATAH KATAPUN YANG DIUCAPKAN YESUS KRISTUS, BAHWA IA TIDAK
MENNDUKUNG PELAKSANAAN PERSEPULUHAN DALAM BAIT ALLAH.
Menurut saya, Yesus tidak melarang siapapun untuk tidak membayar persepuluhan; akan tetapi YESUS MEMPROTES CARA DAN MOTIVASI ORANG PARISI MEMPERSEMBAHKAN PERSEPULUHAN.
Persepuluhan ada dalam Hukum Taurat, sama halnya KEADILAN, BELAS KASIHAN dan KESETIAAN (lebih menunjuk pada sikap kesetiakawanan sosial). Motivasi yang ada dalam bathin orang Parisi adalah MEMENUHI TUNTUTAN HUKUM TAURAT. Menurut mereka, hal itu jauh lebih penting dari pada keadilan, belas kasihan dan kesetiakawanan. Mereka lebih mengutamakan CARA MEMBERI PERSEMBAHAN SESUAI TUNTUTAN HUKUM. Dengan kata lain, mereka lebih menekankan legalitas sebuah perbuatan sosial, ketimbang NILAI (keadilan, belas kasihan dan kesetiakawanan sosial).
Sebaliknya, Tuhan Yesus lebih mengutamakan NILAI-NILAI yang terkandung dalam Hukum Taurat, sebab hal itulah yang dikehendaki Allah. Dengan kata lain, berapapun besar jumlahnya PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN yang diberikan orang Parisi ke Bait Allah, tidaklah bermakna, jikalau tidak bertolak dari SIKAP HATI (MOTIVASI) YANG ADIL, PENUH BELAS KASIH dan MEMPERLIHATKAN KESETIAKAWANAN SOSIAL terhada orang menderita. Persepuluhan yang diberikan dengan cara demikian tidak dikehendaki Allah (bd. Amos 5 : 21 - 27... bandingkan ucapan Yesus : "Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Mat. 9:13). APAKAH ARTINYA BERJUTA JUTA PERSEPULUHAN YANG DIPERSEMBAHKAN TANPA BELAS KASIHAN, KEADILAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL ? Semua persembahan persepuluhan seperti itu TIDAK BERKENAN KEPADA ALLAH.
SIKAP YESUS TERHADAP PERSEPULUHAN
Jadi bagaimanakah sikap Yesus
terhadap persepuluhan? Yesus TIDAK MELARANG pemberian persepuluah kepada baith
Allah. Yang tidak disukaiNya hanyalah CARA MEMBERI. Jika pemberian itu hanya
untuk memenuhi azas legalitas dan legitimasi orang banyak, maka PERSEPULUHAN
itu tidak benar. Adalah lebih baik tidak memberi, ketimbang pemberian yang
bertolak dari HATI SOMBONG DAN ANGKUH, supaya dipuji-puji orang.
Oleh karena itu, saya menganjurkan semua Warga dan Majelis Jemaat menjalankan PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN sebagai UNGKAPAN SYUKUR kepada Allah, bertolak dari pemahaman yang benar tentang KEADILAN SOSIAL menurut ajaran Kristus, BELAS KASIHAN dan KESETIAKAWANAN SOSIAL terhadap orang yang menderita. demikianlah nasihat Paulus
2Kor.8:12 Sebab jika kamu rela untuk
memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa
yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
2Kor.8:13 Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.
2. LUKAS 18 : 11 – 12
Orang Parisi itu berdiri dan
berdoa dalam hatinya begini : “Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena
AKU TIDAK SAMA SEPERTI ORANG LAIN, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan
pezinah, dan bukan juga seperti PEMUNGUT CUKAI ini; aku berpuasa dua kali
seminggu, AKU MEMBERIKAN SEPERSEPULUH
persepuluhan ?) DARI SEGALA PENGHASILANKU.
1. Apakah para presbiter (Pendeta – Penatua – Diaken) wajib memberi SEPERSEPULUH ( PERSEPULUHAN ) dari PENGHASILAN mereka ?
2. Bagaimanakah sikap iman dari seseorang yang memberi PERSEPULUHAN kepada Allah ?
Bogor - 05-06 Agustus 20014
SALAM & DOAKU
PDT. ARIE A. R. IHALAUW
#Tuturan Sang Bhagawan
#Tuturan Sang Bhagawan