Berhikmat sering kita dengar kata
ini diucapkan oleh orang. Berhikmat diambil dari kata dasar Hikmat, dimana
dalam kamus Indonesia Hikmat adalah kebijakan atau kearifan. Hikmat itu datang
dari Tuhan, sehingga apa yang dilakukan orang tersebut sesuai dengan kehendak
Tuhan. Berhikmat bukan merupakan hasil dari pendidikan atau pengalaman hidup
dan merupakan kesalahan orang yang mengatakan orang Berhikmat itu sama dengan
orang pintar. Ada tiga hal yang salah anggapan orang terhadap Berhikmat, yaitu
:
Anggapan bahwa orang berhikmat
itu adalah muncul karena pendidikan yang tinggi, ternyata tidak semua orang
berpendidikan tinggi itu berhikmat. Banyak orang pendidikan tinggi, tingkah
masih seperti anak-anak dan melakukan hal-hal yang tidak baik.
Anggapan bahwa orang berhikmat
itu karena pengalaman hidup atau pengalaman bekerja, ternyata banyak orang yang
memiliki pengalaman kerja tidak berhikmat dan tidak bijak. Hal ini merupakan
suatu kesalahan menganggap hal tersebut.
Anggapan bahwa orang berhikmat
adalah orang yang sudah tua, karena orang tersebut sudah banyak mengalami asam
garam kehidupan. Ternyata hal ini salah, banyak orang yang sudah tua juga
semakin tidak berhikmat dalam mengambil beberapa keputusan.
Dari hal diatas saya mau
menyatakan bahwa, Hikmat berbeda dengan kepintaran atau memiliki pengetahuan
dan ilmu yang banyak. Kepintaran dan memiliki pengetahuan dapat diberikan oleh
manusia kepada kita, tetapi Hikmat hanya diberikan oleh Tuhan kepada kita
manusia.
Sumber / Salinan dari :
Parlin Nainggolan
www.kompasiana.com/parlin_nainggolan
----------------------------------------
Hikmat juga berarti pemahaman akan apa yang benar dikaitkan dengan penilaian optimal terhadap suatu perbuatan. Sinonimnya termasuk: kebijaksanaan, kecerdasan, akal budi, akal sehat, kecerdikan. #Wikipedia