Gereja GPIB_Gedung Bundar di Kampung Baru |
Pastori di Kampung Baru |
Tercatat dalam buku laporan
Gereja Protestan di HINDIA BELANDA THN 1939 di Balikpapan ditugaskan guru
jemaat D. Kawulur, beliau mulai bertugas di Balikpapan sejak tanggal 22 Agustus
1937, pada tanggal 11 Januari 1939 dinaikkan pangkatnya menjadi Guru jemaat
klas satu, beliau bertempat tinggal di jalan klandasan hilir nomor 340. Pendeta
yang bertangggung jawab atas pekerjaan di Balikpapan adalah Ds. D.B.
Staerenbugh khususnya untuk jemaat berbahasa Belanda, beliau dibantu A.Beck,
A.Abrahamse dan Ny.J.de Reus sebagai Kerkeraad(Majelis Gereja) guru jemaat
D.kawulur adalah bawahannya.
Dalam Sinode AM Gereja Protestan
di Indonesia tahun 1948 Clasis Borneo diwakili oleh tiga orang, DS.N.Bergstra,
Pdt J.Lawalata dan DS.Schakel, Sinode am itu menetapkan akan didirikannya GPIB
Jemaat Balikpapan tercatat sbg
jemaat yang termasuk dalam jumlah 53 jemaat pada saat GPIB dilembagakan sebagai
gereja yang berdiri sendiri.
Ds.G.Siwi ,Pendeta GPIB
Balikpapan yang pertama dan merangkap sebagai pendeta resort Kalimantan Timur
dan Selatan ,dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sekelumit sejarah GPIB
sebelum tahun 1948, yaitu tahun 1924 sdh ada persekutuan bergereja di
Balikpapan.
2.Masa GPIB Tahun 1948-1986
(Sebelum pelembagaan)
Walaupun Kalimantan sudah
termasuk dalam wilayah pelayanan GPIB sejak berdirinya pada tanggal 31 okt 1948
dengan nama Classis Borneo ( Klasis Kalimantan ) dalam kenyataannya khusus
untuk Balikpapan setelah beberapa waktu lamanya belum ada pendeta khusus yang
ditempatkan di daerah Balikpapan, kepemimpinan jemaat tetap dilanjutkan olen
penatua H.Nikijuluw sbg ketua dan penatua F.Th sopaheluwekan sbg wakilnya.
Surat majelis sinode Gereja
Protestan di Indonesia Bahagian Barat Nomor 27 tertanggal djakarta,13 maar 1951
dan ditandatangani oleh J.A Huliselan selaku sekretaris dan
Ds.J.H.Stegemen selaku wakil ketua
tanggal 1 Febuari 1953 gedung
gereja bundar yang sudah selesai dibangun ditahbiskan oleh ketua jemaat penatua
H.Nikijuluw dan pada papan atas gedung itu bertuliskan GEREDJA MASEHI PROTESTAN
INDONESIA BALIKPAPAN.
Mendahului penempatan seorang
pendeta untuk jemaat Balikpapan maka pada bulan Oktober 1952 MS mengutus
sekretaris, Ds D.F.Sahulata bersama seorang mahasiswa HTS (Hogere Theologische
scholl/STT) Jakarta yang saat itu sedang menjalankan praktek meninjau daerah
pelayanan di klasis kalimantan yaitu bapak Gerard Siwi.
Penempatan Pendeta pertama
(1953-1962)
Tanggal 18 September 1953 datang
lagi di Balikpapan sekretaris MS GPIB dalam rangka menyiapkan penempatan
pendeta di jemaat balikpapan.
Tanggal 20 September 1953 maka
Pdt. G.Siwi menyampaikan khotbah perdananya dalam kebaktian minggu di gedung
Gereja Bundar kampung baru BPM terhitung mulai Agustus 1959 dilaksanakan
kesepakatan atas persetujuan bersama bahwa, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa resmi dalam pelayanan. Sebelum akhir tahun 1953 kedua bagian.jemaat
yaitu jemaat tentara dan jemaat di kompleks BPM, disatukan dengan nama”Gereja
Protestan di Indonesia Bagian Barat atau disingkat GPIB, jumlah warga jemaat
setelah penyatuan akhir tahun 1953 kurang lebih 200 kk,ditambah kurang lebih 50
pemuda.
Pastori diresmikan pada tanggal
23 Februari 1954. Pastori selesai dibangun dan ditahbiskan
Pdt G.Siwi kemudian menata jemaat
GPIB Balikpapan dan membaginya dalam enam lingkaran (wijk) atau sekarang lebih
dikenal sebagai Sektor Pelayanan.
Kemudian berturut-turut pendeta
yang pernah bertugas di GPIB Balikpapan sebelum pelembagaan jemaat-jemaat
adalah sebagai berikut :
1.Pdt B.Simauw, S.Th (1961-1966)
Penempatan Pdt G.Siwi yang
berakhir pada Desember 1962 di jemaat GPIB Balikpapan diganti oleh pdt B.Simauw
sejak 1 November 1961 s/d 24 Juli 1966. Tanggal 11 Juli 1966 dalam rapat
majelis jemaat GPIB Balikpapan di gedung gereja bundar kampung baru jabatan
ketua MJ diserahterimakan dari Pdt.B.Simauw kepada penatua F.TH Sopaheluwekan.
2.Pdt Koestiyono Hadisumarto,
S.Th (1969-1971).
Ditempatkan di Jemaat GPIB
Balikpapan sejak tgl 1 April1969 – 29 Maret 1971, dalam masa inilah pada
tanggal 21 Desember 1969 gedung gereja baru di jalan minyak ditasbihkan oleh
wakil majelis sinode Pdt B.Simauw,S.Th dengan nama GPIB “MARANATHA”.
3.Penempatan Pdt. C.Wairata, S.Th
(sekarang M.Th)
Penempatan Pdt Koestiyono
Hadisoemarto,S.Th yang berakhir pada tanggal 29 Maret 1971 di jemaat GPIB
Balikpapan digantikan Pdt C.Wairata s/d tanggal 1 April 1977.
4.Penempatan Pdt Drs.J.F. Hattu
ditempatkan sejak April 1978 s/d tgl 28 Februari 1980.
5.Penempatan Pdt P.A Waney
ditempatkan sejak 8 Juni 1978 s/d tgl 1 November 1979.
6.Penempatan Pdt M.D Jeremias,
S.Th.
Ditempatkan sejak tanggal 1 maret
1980 s/d tanggal 31 mei 1984 pada masa inilah upaya pelembagaan jemaat-jemaat
GPIB di Balikpapan mulai digarap dan pada masa ini pembangunan gedung gereja
Sepinggan ditahbiskan yaitu tanggal 30 Oktober 1986.
7.Penempatan Pdt
E.Kaligis,ditempatkan sejak tanggal 1 juni 1984 s/d maret 1986
Pendeta-pendeta Pelayanan umum
yang ditempatkan di jemaat GPIB Balikpapan sebelum pelembagaan sebagai berikut
:
1.Pdt A.H Sidabutar, beliau tiba
tgl 20 September 1956, beliau adalah pendeta yang dipekerjakan untuk jemaat
protestan Kalimantan Timur dan Selatan dan di Balikpapan selama 2 tahun.
2.Pendeta L.O Kullit (Pdt
tentara/TNI AD) tiba pada tahun 1949 dan pindah pada tanggal 31 Agustus 1950
3.Pdt A.J.I Rampen yang juga
pendeta TNI
4.Pdt C.Suchien (TNI AD)
5.Pdt A.Ch Pandeiroth (TNI AD)
6.Pdt E.Pandaleke ( sekarang
melayani di jemaat Bukit Sion)
7.Pdt Ny mawengkang ,Sm.Th.
8.Pdt Ny I.Wairata-T,Sm.Th
6.Pdt Sewaya H Ali S,Th (sekarang
anggota DPRD di Bontang)
7.Pdt Ny Enoch-Katuuk ,Sm.Th.
8.Pdt Ny. Hehanusa-R,Sm.Th
9.Pdt Ny Kolly-Lantang,S.Th
10. Pdt Ny I.Kaligis-S, Sm.Th
Selanjutnya setelah masa itu GPIB Balikpapan diambang pintu pelembagaan Jemaat yaitu masa 1984-1985
pada permulaan tahun 1984
tercatat jumlah warga jemaat GPIB balikpapan sebanyak kurang lebih 1160 KK dan
saat itu jemaat GPIB telah mempunyai 4 Gedung Gereja ,yaitu
1. Gereja
“MARANATHA”
2. Gereja
“PNIEL”
3. Gereja
“IMANUEL” lama yang masih terletak di klandasan
4. Gereja
“SEPINGGAN” yang pada akhirnya akan menjadi jemaat
“SYALOOM”
Dan pada tanggal 30 Maret 1986
seiring dengan selesainya pembangunan gedung Gereja “Bukit Sion” dan sesuai SK
MS nomor 1718/86/MS.XIII/Kpts acara peresmian GPIB Bukit Sion dan pelembagaan
Jemaat-jemaaat dimana Gereja “Imanuel” Pada awalnya masih tergabung dengan
jemaat “PNIEL” dan pada akhirnya akan menjadi Jemaat “IMANUEL” tersendiri.
Posted on April 16, 2010 oleh
PPGI