A. Embrio terbentuknya persekutuan di Karang
Joang
Pada tahun 1980, di sekitar jalan raya Balikpapan –
Samarinda , mulai KM 7 dan 15 telah terdapat 7 kepala keluarga yang
beragama Kristen yang sudah saling mengenal. Mereka ini adalah keluarga
Legiman, Suhono Adi, Suprastowo, Rajimin, Sukamto, Momongan dan Johanes. Dari
mereka inilah timbul gagasan untuk meningkatkan kehidupan persekutuan/
peribadahan secara oikumene bagi warga Kristen ( Protestan dan Katholik) yang
tinggal disekitar wilayah mereka. Di bawah koordinasi Bpk Suhono Adi
pegawai Inhutani, yang berlatar belakang Theologia, maka ditunjuk 3 orang
selaku tua-tua jemaat, menjadi pengurus oikumene umat Kristen, yaitu Bpk Suhono
Adi, Bpk Legiman dan Bpk Rajimin.
Dengan terbentuknya kepengurusan oikumene umat Kristen ini, maka kehidupan
peribadahan mulai berjalan, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, dengan
tempat ibadah dijadwalkan berpindah dari rumah warga yang satu ke warga
yang lain. Dan pada bulan Desember 1980, untuk pertama kalinya dilaksanakannya
ibadah perayaan Natal bertempat di rumah Bpk Suhono Adi .
Pada awal tahun 1981, dibentuk pengurus oikumene yang baru, yaitu
Bpk Suhono Adi selaku Koordinator, dan Bpk Legiman dan Bpk Momongan selaku
anggota. Dengan terbukanya wilayah Transad, KM 8 dalam, dan daerah
pemukiman kearah KM atas maka semakin bertambah banyak warga Kristen, khususnya
warga GPIB yang bermukim diwilayah sekitar Karang Joang ini. Data yang dihimpun
oleh pengurus saat ini telah mencapai 20 KK. Berhubung cukup banyak warga
jemaat yang perlu mendapat pelayanan, maka pengurus oikumene bersepakat untuk
meminta bantuan pelayanan kepada Jemaat GPIB Maranatha. Pertemuan yang dihadiri
oleh 7 orang tua-tua di Karang Joang, yaitu Bpk Suhono Adi, Legiman, Nyaman,
Momongan, Supadno, Yohanes, Suprastowo, sepakat untuk mengutus Bpk Legiman
menemui Pdt Jermias , S Th selaku Ketua Majelis Jemaat Maranatha
Balikpapan dan mengajukan permohonan pelayanan ibadah setiap Minggu di Karang
Joang.
Permohonan tersebut ternyata direspon oleh Pdt Jermias, S Th,
sehingga melalui Sidang Pleno Jemaat pada 25 Oktober 1981 diputuskan dan
disetujui dibentuk Pos Pelayanan di Karang Joang dengan tempat ibadah
Minggu di rumah-rumah warga jemaat. Dan mulai Desember 1982, tempat
ibadah Minggu menetap dirumah keluarga Legiman di KM 11 Karang Joang
Dalam.
B. Umat Kristen Karang Joang yang
berkembang
Dengan adanya pos pelayanan yang ada di Karang Joang ini
sudah barang tentu sangat membantu warga jemaat Karang Joang yang rindu untuk
meningkatkan kehidupan spiritualnya melalui ibadah Minggu. Kendala jauhnya
tempat ibadah, maupun uang transpot yang harus dikeluarkan, seandainya
setiap Minggu harus beribadah ke Maranatha sudah dapat diatasi. Sehingga
efisiensi dan efektivitas pelayanan ibadah Minggu dapat ditingkatkan.
Apalagi pada pemilihan Majelis Jemaat GPIB Maranatha Balikpapan periode
1983-1988, telah terpilih Pnt Legiman, Pnt Supadno dan Dkn Rajimin dan
Bpk Pnt Legiman selaku koordinator.
Dengan terpilihnya ketiga anggota Majelis Jemaat yang berdomisili di Karang
Joang, maka penataan organisasi, penatalayanan warga jemaat semakin
tertata lebih baik. Hubungan dengan Jemaat GPIB Maranatha selaku induk semakin
intens, sehingga terjadi peningkatan pelayanan warga jemaat di Karang Joang dan
sekitarnya.
Setelah pelembagaan Jemaat Maranatha Balikpapan menjadi 4 jemaat pada 25
Maret 1986, yaitu Jemaat Maranatha, Pniel, Bukit Sion dan Syalom, maka
jemaat Maranatha melakukan penataan ulang wilayah pelayananannya. Jemaat
Maranatha yang saat itu terdiri dari 5 sektor pelayanan, dan satu pos pelayanan
Karang Joang. Dengan berjalannya waktu dan memperhatikan efektivitas pelayanan,
Majelis Jemaat Maranatha Balikpapan sepakat bahwa sudah saatnya Pos Pelayanan
Karang Joang ditingkatkan menjadi Sektor Pelayanan. Pada 1988 Pos Pelayanan
Karang Joang diresmikan menjadi Sektor Pelayanan VI oleh Pdt A H Sundah,
Sm Th dengan koordinator sektor Pnt Nyaman, dibantu Pnt Legiman,
Pnt Supadno, Dkn Andreas Madellu dan Dkn Suryanto Mustari, selaku Majelis
Jemaat Maranatha periode 1988-1992, yang berdomisili di wilayah
pelayanan Sektor Pelayanan VI.
C. Rumah Ibadah yang dirindukan
Sejalan dengan pertumbuhan pemukiman di Balikpapan, dimana pembangunan perumahan ke arah Balikpapan Utara semakin banyak dibuka oleh para pengembang, maka juga terjadi peningkatan jumlah umat Kristen yang tinggal di rumah yang baru dibangun itu. Para tua-tua jemaat dan Majelis jemaat yang ada di wilayah Karang Joang dan sekitarnya, mulai memikirkan perlunya ada rumah ibadah yang layak, yang representatif. Rumah ibadah yang selama ini dipakai yaitu rumah Keluarga Legiman, sudah dirasakan kurang memadai lagi.
Sejalan dengan pertumbuhan pemukiman di Balikpapan, dimana pembangunan perumahan ke arah Balikpapan Utara semakin banyak dibuka oleh para pengembang, maka juga terjadi peningkatan jumlah umat Kristen yang tinggal di rumah yang baru dibangun itu. Para tua-tua jemaat dan Majelis jemaat yang ada di wilayah Karang Joang dan sekitarnya, mulai memikirkan perlunya ada rumah ibadah yang layak, yang representatif. Rumah ibadah yang selama ini dipakai yaitu rumah Keluarga Legiman, sudah dirasakan kurang memadai lagi.
( Foto Kegiatan ibadah Minggu di rumah Kel Legiman )
Oleh sebab itu Majelis jemaat di SP VI kemudian mengusulkan
dalam Sidang Pleno Majelis Jemaat Maranatha untuk membeli sebidang tanah
untuk pembangunan rumah ibadah di Karang Joang. Usulan direspon oleh Sidang,
dan mempercayakan Pnt Nyaman dan Pnt Supadno untuk mencari tanah
yang diinginkan. Melalui penelitian dan pengkajian dari berbagai aspek, tanah
yang diinginkan telah diperoleh, yaitu di KM 10, dengan luas +
1300 m2. Setelah tanah diratakan dan diadakan acara peletakan batu
pertama pembangunan gedung gereja oleh Pdt. C. Wairata ,S.Th selaku Sekretaris
Umum Majelis Sinode GPIB pada waktu itu, kemudian diterima surat keberatan
dan pelarangan membangun dengan alasan dekat dengan instalasi gudang mesiu,
sehingga rencana pembangunan dibatalkan. Selanjutnya mencari lahan baru
dan akhirnya mendapatkan tanah di KM 9 Kelurahan Batu Ampar dengan luas 7.125 m2
tepi jalan raya Balikpapan – Samarinda.
Pada awalnya tidak ada keberatan dari pihak masyarakat, namun setelah akan
dilaksanakan pembangunan , sekali lagi karena adanya hambatan dari eksternal
masyarakat yang menolak dilakukan pembangunan gedung gereja, dengan alasan
dekat dengan mesjid.
Kegagalan
demi kegagalan tidak menyurutkan upaya mewujudkan rumah ibadah yang dirindukan
ini. Doa senantiasa dinaikkan kepada Yesus Kristus selaku Pendiri , Pemilik dan
Kepala Gereja dan dengan iman yang kuat ada pengakuan bahwa ada
saatnya, ada waktunya Tuhan Yesus akan menentukan berdirinya rumah ibadah itu.
Dan jawabannya adalah lahan di KM 11 seluas + 4.767 m2. Tuhan
Yesus berkehendak di tempat ini, sehingga pembangunan rumah ibadah yang dirindukan
warga jemaat di Karang Joang boleh terlaksana. Pada bulan Juni
1991, rumah ibadah ini diresmikan , Gereja Karang Joang telah berhasil dibangun
dan didirikan oleh Panitia Pembangunan yang diketuai Bpk Pnt N. Sukardi ,
diresmikan pada tanggal 14 Juni 1992 oleh Ketua Majelis Sinode GPIB Pdt. O.C.
Wuwungan, S.Th dan Walikotamadya KDH Tingkat II Balikpapan Let.Kol.Inf H.
Tjutjup Suparna bersama Ketua Majelis Jemaat GPIB Maranatha Balikpapan Pdt.
Matulapelwa, S.Th.
Foto Pentahbisan Gedung Gereja Karang Joang 14 Juni 1992.
![]() |
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt. O. Ch. Wuwungan |
D. Tunas baru di Giri Joang
dan Denkav
Setelah Pos Pelayanan Karang Joang ditingkatkan
menjadi Sektor Pelayanan VI maka ada tunas baru, sebagai pos pelayanan
yaitu di Transad KM 8 Dalam dan juga di Detasemen Kavaleri KM
28. Di Transad yang pada era Pdt. A.H. Sundah, Sm.Th, ibadah Minggu
dilaksanakan di rumah-rumah warga jemaat, seiring dengan pertumbuhan warga,
kemudian diberikan izin pinjam pakai balai desa Giri Joang. Pelayanan Minggu
dilakukan dijadwalkan dari Majelis GPIB Maranatha dan ada yang langsung
dilayani oleh Majelis Jemaat yang ada di SP VI sendiri.
Foto Ibadah di Gedung Balaidesa Giri Joang (Transad)
![]() |
PF : Pdt. Suharto |
Berkat keuletan warga di Transad, khususnya keluarga Batata
dan Ngarbingan, tanah wakaf yang diberikan oleh Pangdam VI Tanjungpura
untuk sarana peribadahan umat Kristiani berhasil dilimpahkan kepada
GPIB. Oleh sebab itu kemudian digumuli perizinannya serta sertifikasinya
untuk didirikan rumah ibadah di Giri Joang. Dan
hasilnya pada tahun 2005 berhasil dibangun rumah ibadah itu
oleh Panitia Pembangunan yang diketuai Bpk Edi Karyoto, dan telah diresmikan
oleh Walikota Balikpapan yang diwakili oleh Kepala Badan Pengawasan Daerah Kota
Balikpapan Drs. Abdul Radjab dan telah ditahbiskan oleh Pdt. J.D.
Sihite, MA, selaku Ketua II Majelis Sinode GPIB dalam ibadah Minggu
pada tanggal 6 Pebruari 2005.
![]() |
Pdt. J.D. Sihite, MA, Ketua I Majelis Sinode GPIB ![]() a/n. Walikota Drs. Abdul Radjab |
![]() |
Ketua Majelis Jemaat GPIB Maranatha Pdt. Drs. Christian F. Oroh |
![]() |
Ketua Panitia Pembangunan : Edi Karyoto |
![]() |
Tanda tangan Prasasti : J.D. Sihite, MA. (K-II MS) |
Begitu pula pada era Pdt Suharto, S. Th ada permintaan
pelayanan ibadah Minggu di kompleks Denkav KM 28 dari Komandan Denkav
Kapten Anton Sumalinggi, melalui Pnt Suryanto Mustari. Walau secara
kewilayahan, kompleks ini menjadi wilayah pelayanan Kabupaten Kutai
Kertanegara, sehingga bukan wilayah Balikpapan ( baca GPIB Maranatha Balikpapan
) tetapi setelah digumuli oleh PHMJ Maranatha, maka permohonan itu
direspon. Dengan adanya pelayanan dalam ibadah Minggu di Denkav, untuk melayani
11 KK termasuk prajurit yang masih bujangan, maka setiap hari
Minggu di Minggu 3 dan ke 4 setiap bulannya, pelayanan ibadah menjadi
E. Pemekaran dan Pendewasaan Bakal Jemaat
Karang Joang
Dengan adanya pertumbuhan warga jemaat yang ada di
wilayah pelayanan Sektor Pelayanan VI dan Sektor Pelayanan XI, Majelis Jemaat
GPIB Maranatha Balikpapan telah memprogramkan dalam Program Kerja dan
APBJ 2005/2006,sebagai wacana Pelembagaan Bakal Jemaat Karang Joang ,namun
belum terlaksana dan kemudian diprogramkan kembali untuk Program kerja dan APBJ
2006/2007 dengan basis wilayah pelayanan SP VI dan SP XI, sebagai proto jemaat
Karang Joang.
Langkah - demi langkah telah dilakukan secara terencana, penyiapan berbagai infrastruktur telah dilakukan diantaranya dengan melakukan pengukuran ulang dan pengembalian batas-batas oleh Tim Pertanahan, pembangunan Pastori Karang Joang telah dilaksanakan, penempatan seorang Pendeta Jemaat yaitu Pdt. Ny. Febri C. Parimo Rampengan, S.Th telah dilakukan, bahkan juga rumah ibadah Giri Joang ( Transad ) telah berdiri di bangun, renovasi pembangunan gedung gereja Karang Joang telah berlangsung, serta upaya penataan secara organisasi perangkat kemajelisan juga telah dilakukan, melalui temu wicara warga sidi baik di SP VI maupun di SP XI. Penelitian dan pengembangan potensi warga jemaat yang ada di wilayah SP VI dan XI telah dilakukan dibawah kendali Pdt.Ny. Febri C. Parimo- R, S.Th, selaku Pendeta Jemaat, Pnt Samuel Samianto, selaku koordinator SP XI dan Diaken Eddy Widodo, selaku koordinator SP VI, bersama dengan Majelis Jemaat yang ada di masing-masing sektor, melalui perkunjungan secara intensif. Sehingga MJ GPIB Maranatha Balikpapan berharap pendewasaan / pelembagaan Karang Joang dapat terlaksana pada akhir tahun 2006 ini.
Langkah - demi langkah telah dilakukan secara terencana, penyiapan berbagai infrastruktur telah dilakukan diantaranya dengan melakukan pengukuran ulang dan pengembalian batas-batas oleh Tim Pertanahan, pembangunan Pastori Karang Joang telah dilaksanakan, penempatan seorang Pendeta Jemaat yaitu Pdt. Ny. Febri C. Parimo Rampengan, S.Th telah dilakukan, bahkan juga rumah ibadah Giri Joang ( Transad ) telah berdiri di bangun, renovasi pembangunan gedung gereja Karang Joang telah berlangsung, serta upaya penataan secara organisasi perangkat kemajelisan juga telah dilakukan, melalui temu wicara warga sidi baik di SP VI maupun di SP XI. Penelitian dan pengembangan potensi warga jemaat yang ada di wilayah SP VI dan XI telah dilakukan dibawah kendali Pdt.Ny. Febri C. Parimo- R, S.Th, selaku Pendeta Jemaat, Pnt Samuel Samianto, selaku koordinator SP XI dan Diaken Eddy Widodo, selaku koordinator SP VI, bersama dengan Majelis Jemaat yang ada di masing-masing sektor, melalui perkunjungan secara intensif. Sehingga MJ GPIB Maranatha Balikpapan berharap pendewasaan / pelembagaan Karang Joang dapat terlaksana pada akhir tahun 2006 ini.
Berdasarkan prediksi itulah maka telah dibentuk Panitia
Pelembagaan Bakal Jemaat Karang Joang yang diketuai Pnt Julis Wagiu dan
Panitia Renovasi gedung Gereja KarangJoang yang dikeuai oleh Bpk E. Karyoto.
Dalam rencana awal, diperkirakan pelembagaan dilaksanakan pada akhir
bulan Oktober / awal bulan Nopember 2006, namun karena ada hambatan
dan kendala diluar perhitungan Panitia Renovasi gedung gereja
Karang Joang maka pelaksanaan pelembagaan diundurkan. Dalam Pleno Majelis
Jemaat GPIB Maranatha Balikpapan pada 21 Oktober 2006, akhirnya diputuskan
bahwa pelembagaan akan dilakukan 2 minggu setelah renovasi gedung gereja
selesai.
Hasil kerja keras dari Panitia Renovasi Gedung Gereja Karang Joang, yang
bersinergi dengan Panitia Pelembagaan Bakal Jemaat Karang Joang, dengan
dukungan doa dan dana oleh warga jemaat yang dimotivasi dengan warta jemaat
secara berkesinambungan mulai bulan September 2006, atas rahmat dan
karunia Allah Bapa Sang Pencipta, Allah Putra dalam Yesus Kristus,
Pemilik dan Kepala Gereja, serta Roh Kudus selaku Pembaharu gereja, akhirnya
kerinduan pelembagaan Bakal Jemaat Karang Joang, dapat dilaksanakan pada
hari Minggu, tanggal 28 January 2007. Dengan
mengucap syukur kepada Sang Pemilik Gereja, maka lahirlah jemaat baru,
dalam jajaran GPIB sebagai jemaat ke 275 dengan nama GPIB Jemaat ”Getsemani”
Selamat berjuang di Karang Joang.
Statistik Jemaat
Jumlah Warga Jemaat
: 539 Jiwa
Jumlah
Keluarga
: 139 Kepala Keluarga
Bidang Pelayanan Ketegorial (BPK) :
-
Persatuan Kaum Bapak (PKB) : 132 Orang
- Persatuan Wanita (PW) : 140 Orang
- Gerakan Pemuda (GP) : 87 Orang
- Persatuan Teruna (PT) : 39 Orang
- Pelayanan Anak (PA) : 119 Orang
- Lanjut Usia (Lansia) : 33 Orang
- Persatuan Wanita (PW) : 140 Orang
- Gerakan Pemuda (GP) : 87 Orang
- Persatuan Teruna (PT) : 39 Orang
- Pelayanan Anak (PA) : 119 Orang
- Lanjut Usia (Lansia) : 33 Orang
Presbiter : (SK. MS. GPIB No. 0801/I-07/MS.XVIII/Kpts. Tgl. 19 Januari 2007)
- Pendeta
: 1
Orang
- Penatua : 8 Orang
- Diaken : 12 Orang
- Penatua : 8 Orang
- Diaken : 12 Orang
JABATAN DIAKEN : JABATAN PENATUA :
1. S. Edi Widodo 1. Suryanto Mustari
2. Suhesti Bambang 2. Bilmar Daulat Sitorus
3. Lasmini Tawar 3. Puji Rahayu Sukamto
4. Marta Lasut Lambe 4. Butje Ngarbingan
5. Nurlin Manurung Simamora 5. Hanny P. Tatimu
6. Donor Siahaan 6. Bambang Supriyono
7. Debby Laury Altje Pongoh Runtuwene 7. Anita Item Tunduge
8. Mulyati Tjea Soan 8. Samuel Samianto
9. Nova Banetje Karyoto Pangau 9. Robert Antonius Laoh
10. Dety A. Nuswandi Runtuwarow 10. Bojers M. Panauhe
11. Evelin Meita Gonie Lumintang R
12. Martje Liudongi Paparang
Sektor Pelayanan :
2. Suhesti Bambang 2. Bilmar Daulat Sitorus
3. Lasmini Tawar 3. Puji Rahayu Sukamto
4. Marta Lasut Lambe 4. Butje Ngarbingan
5. Nurlin Manurung Simamora 5. Hanny P. Tatimu
6. Donor Siahaan 6. Bambang Supriyono
7. Debby Laury Altje Pongoh Runtuwene 7. Anita Item Tunduge
8. Mulyati Tjea Soan 8. Samuel Samianto
9. Nova Banetje Karyoto Pangau 9. Robert Antonius Laoh
10. Dety A. Nuswandi Runtuwarow 10. Bojers M. Panauhe
11. Evelin Meita Gonie Lumintang R
12. Martje Liudongi Paparang
Sektor Pelayanan :
- Sektor
A
: 49 Kepala Keluarga
- Sektor B : 50 Kepala Keluarga
- Sektor C : 40 Kepala Keluarga
Sumber : Buku "JOANG KAMI BAGIMU..."
Panitia Pelembagaan Getsemani 28 Januari 2007.
- Sektor B : 50 Kepala Keluarga
- Sektor C : 40 Kepala Keluarga
Sumber : Buku "JOANG KAMI BAGIMU..."
Panitia Pelembagaan Getsemani 28 Januari 2007.